Rabu, 19 Desember 2012

Ju-Jitsu, Gemulai Namun Mematikan

Jiu Jitsu termasuk bela diri yang cukup tua keberadaannya. Sifatnya yang fleksibel menyimpan misteri maut dalam menaklukkan musuh. Benyak cabang bela diri lainnya yang merupakan sempalan dari Jiu Jitsu. Bagaimana perkembangan Jiu Jitsu di dunia, hingga akhirnya dapat merambah ke Indonesia?
Banyak alternatif untuk menjaga stamina tubuh. Salah satunya adalah dengan berolahraga atau bahkan beta diri sekali pun. Benang merah antara olahraga dan beta diri memang sulit dibedakan. Di sisi lain, olahraga memang bersifat general.
Kendati demikian, beta diri juga termasuk bagian dari olahraga. Jiu Jitsu memang olahraga yang eksentrik. Gerakannya terkesan gemulai namun mematikan. Teknik kunciannya sangat dahsyat dan dinamis. Teknik olahraga ini memang diimplementasikan untuk menaklukan lawan yang bertubuh lebih besar.
Melihat teknik gerakan Jiu Jitsu ini memang dimensi pemandangan yang sensasional bagi mata. Tubuh petarung Jiu Jitsu begitu elastis seakan tak bertulang. Namun, mereka mampu menelusup ke tubuh lawan untuk melakukan kuncian yang mematikan. Intinya, teknik ground fighting dan meminimalkan jarak menjadi ciri khas olahraga bela diri ini.
Fleksibilitas Jiu Jitsu memang menyimpan misteri tersendiri. Kadang, Jiu Jitsu bisa bersifat keras, namun tak menutup kemungkinan lunak. Walaupun kental dengan teknik serangan jarak dekat, namun tak menutup kemungkinan teknik Jiu Jitsu dari jarak jauh. Umumnya, Jiu Jitsu didominasi dengan gaya ground fighting, tapi tak jarang pula teknik serangan Jiu Jitsu seperti bantingan, kuncian, pukulan, dan tendangan dilakukan dengan posisi stand up fighting.
Bela diri Jiu Jitsu memang dilengkapi dengan kombinasi teknik serangan antara, kuncian, bantingan, pukulan, tendangan dan beberapa teknik lainnya. Bahkan, tercatat banyak olahraga bela diri lain yang merupakan hasil adaptasi dari Jiu Jitsu. Diantaranya Vale Tudo, Judo, Aikido, Hapkido, Kendo dan lainnya.
Banyak anggapan Jiu Jitsu adalah ilmu bela diri yang berasal dari Jepang. Ilmu bela diri ini cukup kuno keberadaannya. Kendati demikian, Brasil juga dikenal dengan petarung Jiu Jitsu-nya. Kita masih ingat sepak terjang Royce Gracie pada Ultimate Fighting Championship (UFC) I. la mampu mengalahkan lawan-lawannya yang bertubuh lebih besar darinya

Sabtu, 08 Desember 2012


JUJITSU copy.jpgDSC03990.JPGJujitsu-Combat copy.jpgMENERIMA
ANGGOTA BARU :
Putra-Putri
Latihan :
SELASA DAN KAMIS
PUKUL 15.00 WIB
DI MAPOLRES LUMAJANG560949_486839634673526_1955206078_n.jpg
DSC00903.JPG“DENGAN JU-JITSU ANDA TIDAK PERLU MEMPERSENJATAI DIRI ANDA KARENA DIRI ANDA ADALAH SENJATA YANG MEMBAHAYAKAN”

CP :BRIPKA RUSDIQ(081234503345)

UNTUK FORMULIR BISA DIAMBIL DI KANTOR SPKT POLRES LUMAJANG







JUJITSU copy.jpg
DSC03990.JPGJujitsu-Combat copy.jpgMENERIMA
ANGGOTA BARU :
Putra-Putri
Latihan :
SELASA DAN KAMIS
PUKUL 15.00 WIB
DI MAPOLRES LUMAJANG560949_486839634673526_1955206078_n.jpg
DSC00903.JPG“DENGAN JU-JITSU ANDA TIDAK PERLU MEMPERSENJATAI DIRI ANDA KARENA DIRI ANDA ADALAH SENJATA YANG MEMBAHAYAKAN”

CP :BRIPKA RUSDIQ(081234503345)

UNTUK FORMULIR BISA DIAMBIL DI KANTOR SPKT POLRES LUMAJANG

PERGURUAN JUJITSU

SEKRETARIAT BERSAMA JUJITSU SELURUH INDONESIA



KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)



Pendiri aliran Kushin Ryu professor Kiyotada Sannosuke Ueshima, mempelajari Konshin-Ryu Yujoyitsu/ Jujutsu dari Kiyotaka Kajei Matsubara. Ia kemudian memformulasikan teknik-teknik dengan menambahkan unsur karate di dalamnya. Teknik-teknik inilah yang akhir menjadi cikal bakal berdirinya aliran (RYU) Kushin pada tahun 1932 (Kushin Ryu Karate Do). Konshin Ryu sendiri awalnya didirikan oleh Taketsuna Fuziwara Rokuro Seki yang diturunkan kepada muridnya langsung, yang bernama Kiyonobu Ichinosuke Yamamoto (pendiri Konshin-Ryu Yujoyitsu)

Jujutsu merupakan seni bela diri Jepang yang sangat tua dan merupakan inspirator dalam seni bela diri lainnya. O Sensei Morihei Ueshiba juga ahli dalam bidang Jujutsu. Ia belajar Jujutsu aliran Tenjin Shinyo-ryu dibawah asuhan Tokusaburo Tozawa. Ia juga sempat belajar ilmu pedang aliran Shinkage-ryu di dojo Idabashi. Ia memperoleh Menkyo, sertifikat mengajar bela diri, dari guru bela diri Jujutsu aliran Yagyu-ryu di Osaka, yakni Makasatsu Nakai.

Di Hokkaido Ueshiba bertemu dengan Sokaku Takeda, guru bela diri Jujutsu aliran Daito-ryu yang dikenal dengan gaya Aikijutsu, yang dikemudian hari menjadi fondasi utama bela diri AIKIDO. Sementara itu, Prof. Jigoro Kano pendiri beladiri JUDO juga master dalam Jujutsu awalnya belajar jujutsu dari Hachinosuke Fukuda, master Tenjin-Shinyo Ryu Jujitsu. Jigoro Kano berlatih dengan keras di bawah asuhan Master Fukuda. Tahun 1879, setelah sepeninggal Fukuda, Jigoro Kano pada usia 19 th bergabung dengan cabang Jujitsu lain dari Tenjin-Shinyo-Ryu Jujitsu dibawah istruktur Jujitsu yang bernama Masatomo Iso (62 th).

KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)
Kushin Ryu Jujitsu di Indonesia diperkenalkan pertama kalinya oleh Horyu Matsuzaki di Bandung pada tahun 1967. Dalam perkembangannya, Kushin Ryu lebih berkembang sebagai olah raga beladiri Karate sementara jujitsu hanya diberikan sebagai materi tambahan.

Atas inisiatif Shihan Sofyan Hambally, mantan Ketua Dewan Guru PP-KKI periode 2002-2006 dan Arman Hidayat, Ketua Dewan Guru KKI Jabar, teknik Jujitsu kemudian lebih dikembangkan menjadi ajaran pokok melalui wadah Kushin Ryu Jujitsu Indonesia (KJI).

Sejak dibentuk pada April 2010, KJI telah meluluskan 100 anggota sabuk hitam Jujitsu, di mana para lulusannya adalah anggota Masahi KKI yang telah berkiprah lebih dari 20-30 tahun berlatih di KKI.

Ujain pertama diselenggarakan pada 9-10 April 2011 di Padepokan Karang Tumaritis, Lembang. Pelaksanaan ujian DAN I KJI dibuka oleh Kadispora Jawa Barat, mewakili Gubernur Jawa Barat, Ketua Umum KKI Jabar dan Ketua Umum Forki Jabar.

KJI kini sudah berkembang di hampir seluruh wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat.
 

JUJITSU CLUB INDONESIA (JCI)

Pada masa penjajahan Belanda antara tahun 1930 s.d. 1937 telah ada seorang keturunan Cina yang mengadakan latihan Jiu Jitsu di daerah Jakarta Kota yaitu di suatu tempat yang disebut MOLEN FLIET yang kemudian berubah fungsinya menjadi toko barang antik dengan nama POLIM.

Pada tahun 1948 bapak Ferry Sonneville sudah melatih Jiu Jitsu di Jl. Krekot No. 42 hingga tahun 1955. Pada saat beliau melanjutkan pendidikannya di negeri Belanda pada tahun 1955, kegiatan latihan Jiu Jitsu dilanjutkan oleh M.A. Affendi hingga beliau meninggal dunia pada tahun 1987 sebagai ketua Jiu Jitsu Club Indonesia sedangkan Ketua Umum adalah masih tetap dijabat oleh Bapak Drs. Ferry Sonneville hingga saat ini. Pada sekitar tahun 1955 organisasi Jiu Jitsu masih bersatu dengan Judo dengan nama Jiu Jitsu & Judo Association Djakarta (JAD) yang kemudian diadakan pemisahan organisasi antara Jiu Jitsu dan Judo. Jiu Jitsu Club Djakarta (JCD) pada tanggal 11 Desember 1955. Karena adanya perkembangan Jiu Jitsu di beberapa tempat seperti halnya di Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya , Palembang , dan Medan maka nama JCD menjadi Jiu Jitsu Club Indonesia (JCI).
  
Keberadaan JCI pada saat ini telah mendapat pengakuan dari organisasi Jiu Jitsu International yaitu World Ju Jitsu Federation yang berpusat di Liverpool, Inggris. Terbukti dengan diangkatnya beberapa orang anggota JCI dengan tingkatan DAN V dan DAN IV oleh WJJF.

PORBIKAWA

PORBIKAWA (Persatuan Olahraga Beladiri Ishikawa)didirikan oleh Murid Tunggal Master Yoshen Ishikawa yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno) pada tahun 1949 dengan nama Ishikawa Jiu Jitsu Club.

Perguruan PORBIKAWA telah mengembangkan berbagai teknik beladiri baru yang disesuaikan dengan bangsa Indonesia, misalnya dengan mengkombinasikan teknik-teknik dari beladiri lain kedalam silabusnya dan menciptakan teknik-teknik baru yang lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia. Sehingga disebut sebagai perguruan yang independen dan tidak terikat dengan tradisi dari negara asal Jujutsu (Jepang). Pada perkembangannya Jujitsu Porbikawa berafiliasi dengan Karate.

INSTITUTE JUJITSU INDONESIA (IJI)

Beladiri Jiu Jitsu khususnya aliran Kyushin - Ryu( I Kyushin Ryu ) masuk ke Indonesia pada saat sekitar pergolakan Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara Jepang bernama Ishikawa.

Ishikawa mewariskan ilmunya kepada R. Soetopo yang kemudian menurunkan kepada Drs. Firman Sitompul, Brigjen ( Pol ) Drs. DPM Sitompul SH,MH , Drs. Heru Noercahyo. MM , Drs Bambang Soeprijanto, Mayor ( Pol ) Drs. Heru Winoto. Beliau - beliau inilah penggerak berkembangnya Jiu Jitsu di tanah air hingga kini.

Pada tahun 1981 diadakan demontrasi bela diri Jiu Jitsu di PTIK Jakarta oleh ahli Jiu Jitsu Indonesia yang akhirnya mendapat penghargaan (pengakuan)  dari Kedutaan besar Jepang di Jakarta. Di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada tanggal 23 Juni 1982 seorang alumni Mahasiswa PTIK bernama : Kapten Pol. Drs. Adityawarman ( Sabuk Coklat Kyu I ) telah berhasil mempertunjukkan pukulan memakai tenaga dalam Jiu Jitsu terhadap tumpukan batu bata merah sejumlah 34 ( tiga puluh empat ) ± 1,5 Meter dapat dipukul pecah semua dan hal tersebut telah disiarkan lewat televisi pada siaran Hankam.

Mahasiswa - mahasiswa PTIK angkatan XVII / Widya Bhakti pada tingkat sabuk Biru atau Kyu 2, telah mampu memukul pecah susunan batu bata sebanyak 17 ( tujuh belas ) tumpukan dilakukan oleh Kapten Pol A. Simanjutak ( tanggal 2 Nopember 1982 ). Disamping hal tersebut di atas bela diri Jiu Jitsu juga mempunyai tehnik beladiri khusus yang berguna untuk Polisi dan sudah di uji coba di PTIK.

GOSHINBUDO JUJUTSU INDONESIA (GBI)

Goshinbudo Jujutsu didirikan oleh C.A. TAMAN, seorang SHIHAN (Master Instructor/Guru Besar) yang belajar langsung dari RYUSO (pendiri aliran) di Jepang, yaitu GRAND MASTER OTSUKA HIRONORI, dan juga dari SASAKI TAKASHI sensei. Dibawah asuhan Grand Master, Bapak C.A. Taman mempelajari teknik-teknik OKINAWAN KARATE dan JUJUTSU aliran SHINDO YOSHIN-RYU yang digabungkan didalam perguruan WADOKAI.

Bapak Taman mendirikan WADOKAI cabang Indonesia pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1997 mengizinkan berdirinya GBI CLUB, dan pada tahun 2004 memerintahkan GBI CLUB untuk memberikan pengajaran JUJUTSU kepada bangsa Indonesia, terutama anggota WADOKAI.

Perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) berafiliasi dengan JKF-Wadokai (beraliran Wado) dan Sekai Dentokan Renmei (beraliran Hakko-ryu). Goshinbudo Jujutsu Indonesia beraliran Jujutsu tradisional/murni, karena gerakannya didasarkan pada teknik-teknik Jujutsu Jepang sesuai aslinya, tanpa perubahan atau inovasi lokal dari anggota-anggota yang ada di Indonesia.

Di Goshinbudo Jujutsu Indonesia, diajarkan waza (teknik) yang berasal dari Hakko-ryu Jujutsu, Wado-ryu dan Yoshin-ryu Jujutsu.Karena itu Goshinbudo Jujutsu Indonesia disebut sebagai Jujutsu tradisional atau "ortodoks".