Institut Ju-Jitsu Indonesia
SEJARAH
A. UMUM
Dalam sejarah perkembangan beladiri di dunia, cara berkelahi atau pertahanan diri yang digunakan masih menggunakan cara-cara primitif, yaitu setiap manusia yang melakukan pembelaan dirinya tidak mengenal aturan tehnik sama sekali, asalkan mampu mengalahkan dan membunuh lawan dengan segala cara. Hal itu disadari mengingat tehnik melumpuhkan dan mematahkan lawan tidak dimilikinya.
Sejak adanya
perkembangan dan kemajuan budaya manusia, juga kepandaian yang dimiliki
serta tak lepas dari pengaruh geografis, perkelahian tersebut
berkembang, sehingga setiap bentuk perkelahian itu makin lama makin
sempurna dan mempunyai metode atau cara yang teratur dan sistimatis
untuk dipelajari. Sejak itu tehnik-tehnik membanting dalam Sumo tumbuh
dan berkembang bersamaan dengan tehnik membanting dari Ju-jitsu,
sehingga secara umum tehnik membanting dalam Sumo didapatkan juga dalam
Ju-jitsu.
Pada saat
Kekaisaran Suinin (tahun 230 B.C) telah ada seuatu bentuk pertandingan
adu kekuatan fisik untuk memperebutkan hadiah yang disediakan oleh
Kaisar. Dalam pertandingan itu telah dipakai tehnik membanting dan
menghimpit (menjepit) tubuh lawan agar tidak bisa bergerak. Hal tersebut
menunjukkan awal tumbuhnya tehnik kuncian yang sederhana yaitu
menindih. Selanjutnya tehnik membanting, mengunci, menendang, memukul,
dan menangkis itu berkembang terus menerus dari tahun ke tahun.
Sejalan dengan
perkembangan tehnik perkelahian tersebut Ju-jitsu juga menyumbangkan
tehnik berkelahi yang hanya diketahui oleh marga/suku tertentu.
Kerahasiaan cara belajar tehnik Ju-jitsu baru dapat diketahui pada jaman
pemerintahan Pangeran Teijun (tahun 850-880 C) dimana pada saat itu
telah dimulai dan dibuka sekolah-sekolah Ju-jitsu yang hanya boleh
dipelajari oleh orang-orang Jepang saja.
Ju-jitsu mulai kebangkitannya sekitar tahun 1300 C dimana seorang tokoh Ju-jitsu di Jepang bernama AKIYAMA
berhasil menciptakan tehnik-tehnik berkelahi yang hebat dan lebih maju
dibanding dengan beladiri yang ada di Jepang pada saat itu.
Puncak keemasan
olahraga beladiri Ju-jitsu terjadi saat jaman Restorasi Meiji (tahun
1868 C) dimana sekolah-sekolah Ju-jitsu tumbuh dan berkembang dengan
pesat. Diantara yang paling terkenal adalah sekolah Ju-jitsu
Takebouchi-Ryu, Se-kighuci-Ryu, Kyushin-Ryu, Kito-Ryu, Shinkage-Ryu,,
Daito-Ryu, Yogyi-Ryu, Yoshin-Ryu, yang selanjutnya menjadi nama aliran
dari masing-masing aliran perkumpulan / club Ju-jitsu. Disamping
sekolah-sekolah Ju-jitsu yang terkenal itu masih banyak sekolah-sekolah
Ju-jitsu yang terkenal yang lain dengan inti gerakan yang berbeda-beda.
Akhirnya dari sekolah-sekolah atau aliran Ju-jitsu tersebut membentuk
wujud baru dan melahirkan beladiri baru.
B. DI INDONESIA
Beladiri Ju-jitsu,
khususnya aliran Kyushin-Ryu masuk ke Indonesia pada saat sekitar
pergolakan Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh
tentara Jepang bernama Ishikawa. Selanjutnya perkembangan di Indonesia
terkenal dengan aliran I-Kyushin Ryu.
Ishikawa mewariskan
ilmunya kepada R. Soetopo asal daerah Ponorogo yang kemudian menurunkan
kepada Drs. Firman Sitompul, Irjen Polisi (Purn) Prof. Drs. DPM.
Sitompul, S.H., M.H., M.Min, Drs. Heru Nurcahyo, MM, AKBP. Drs. Heru
Winoto. Selanjutnya pengembangan di Indonesia dilanjutkan lagi oleh
tokoh-tokoh Ju-jitsan muda lainnya.
Pada tahun 1980
diadakan seminar beladiri yang diadakan oleh Perguruan Tinggi Ilmu
Kepolisian (PTIK) Jakarta yang diikuti oleh seluruh perwakilan beladiri
yang ada. Hasil yang diperoleh beladiri Ju-jitsu terpilih sebagai salah
satu beladiri yang layak untuk dapat dijadikan kurikulum wajib bagi
mahasiswa PTIK. Lebih dari itu ketangkasan beladiri Ju-jitsu itu juga
mendapat pengakuan dari Kedutaan Besar Jepang, yang pada saat itu hadir
sebagai undangan pada seminar beladiri tersebut. Selanjutnya Ju-jitsu
menjadi kurikulum wajib bagi mahasiswa PTIK hingga sekarang.
Sebagai informasi, bahwa dalam hal pengembangan kepelatihan di
lingkungan Polri, Institut Ju-jitsu Indonesia telah melakukan pendidikan
dan latihan di seluruh Polda pada Tahun 1999 yang lalu. Adapun dasar
pelatihan dimaksud mengacu kepada :
1.
SuratPerintah Kapolri No. Pol. : Sprin/29778/VIII/1999 tanggal 13
Agustus 1999 tentang Penunjukan Kalemdiklat Polri sebagai penanggung
jawab dalam menyusun program latihan beladiri Ju-jitsu di lingkungan
Polri baik pusat dan wilayah secara bertahap dan di lingkungan
pendidikan secara selektif;
2.
SuratPerintah Kapolri No. Pol. : Sprin/3381/IX/1999 tanggal 22 September
1999 tentang Penunjukan Kalemdiklat Polri untuk menyelenggarakan
pelatihan tenaga pelatih beladiri Ju-jitsu Indonesia, tentang materi
metode dan waktu latihan;
3. Surat
Kapolri kepada para Kapolda No. Pol. B/3534/IX/1999 tanggal 27 September
1999 perihal Pemberitahuan penggantian beladiri Polri dengan beladiri
Ju-jitsu.
Disamping itu
beladiri Ju-jitsu sangat dirasakan kemanfaatannya oleh instansi lainnya,
mengingat banyaknya teknik yang dipelajari dengan segala macam bentuk
tantangaan yang dapat menyelesaikan perkelahian dengan cepat dan tepat.
Sehingga pengembangannya juga dilakukan dibeberapa instansi pemerintah,
TNI, Polri lainnya seperti : Kantor Sekretariat Negara (Tahun 1987),
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (1994), Batalion Linud 328
Kostrad (1987), Kopasus (1990), Paspampres (1997), Pasukan Gegana Polri
(1987), Dinas Penyelamatan Bawah Air ( Dislambair ) TNI AL dan instansi
lainnya.
Institut Ju-jitsu
Indonesia kini sudah semakin berkembang dengan pesat, hampir di seluruh
propinsi berbagai lapisan masyarakat sudah mengenal bela diri ini bahkan
tidak sedikit di berbagai propinsi sudah terbentuk kepengurusan maupun
berdirinya dojo-dojo tempat latihan.
Daya minat
masyarakat terhadap bela diri ini juga semakin tinggi, sumber daya
manusia yang ada juga sudah memadai, berbagai event kejuaraan juga sudah
sering dilakukan, hal ini merupakan tanda-tanda kemajuan Intitut
Ju-jitsu di Indonesia sangat diharapkan, pada gilirannya nanti ju-jitsu
akan menjadi yang terbaik dan terdepan.
Kemajuan
perkembangan Ju-jitsu bukan hanya didalam negeri saja, akan tetapi
Institut ju-jitsu Indonesiajuga telah menjalin hubungan kerjasama yang
baik dengan bela diri Ju-jitsu di negara-negara lain. Keberadaan
organisasi kita juga sudah di akui dan telah menjadi anggota dari
Federasi Ju-jitsu Internasional AJJIF GLOBAL atau ALL JAPAN JU-JITSU
INTERNASIONAL FEDERATION.
Beladiri IJI harus
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, menjunjung tinggi sumpah dan
semboyan Ju-jitsu, serta harus dapat menjadi pengawal setia NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
Arti Lambang Institut Ju-Jitsu Indonesia
DASAR
Dasar
penyusunan ini adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Institut
Jujitsu Indonesia, Program Kerja Dewan Guru Besar, serta tidak
meninggalkan penjelasan dan keterangan yang sudah diberikan dari
tokoh-tokoh pendiri Institut Jujitsu Indonesia.
LATAR BELAKANG
Dengan
pesatnya perkembangan beladiri Jujitsu di Indonesia khususnya Institut
Jujitsu Indonesia dan semakin dewasanya pemikiran para anggota Jujitsu
yang ada diseluruh Indonesia, maka timbul pertanyaan-pertanyaan yang
sangat kritis tentang arti dan makna dari badge jujitsu. Oleh karena itu
sebagai seorang pelatih dan Anggota Jujitsu haruslah (wajib)
mengetahui apa arti dan makna yang terkandung dari badge jujitsu itu
sendiri secara cermat dan detail. Sedangkan untuk memberi arti dan makna
yang sebenarnya kadang setiap pelatih atau anggota Jujitsu mempunyai
pemahaman dan pengertian yang berbeda dalam menyimpulkan arti dan badge
Jujitsu.
TUJUAN
1. Untuk mengatasi penafsiran yang berbeda dari beberapa kalangan Jujitsan.
2. Dapat dipergunakan untuk memberi jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang termaksud di dalam badge IJI
3. Untuk memberi kejelasan tentang badge Jujitsu dengan jatidiri dari Institut Jujitsu Indonesia.
VISI DAN MISI
VISI :
Terwujudnya Managemen dan Kepelatihan yang Profesional dan Proporsional dengan Penyetaraan terhadap Olahraga Nasional
MISI :
1.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang pembinaan olahraga
beladiri dalam rangka membentuk kepribadian yang tanggap, tanggon dan
trengginas;
2.
Memberikan pendidikan moral dan ketahanan fisik guna menunjang
stabilitas bangsa dan menjaga kewibawaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
3. Mensinerginak berbagai komponen dan elemen kepelatihan.
9 PROGRAM STRATEGIS DEWAN GURU BESAR
1. Merevisi kurikulum tehnik Institut Ju-jitsu Indonesia;
2. Merevisi pokok-pokok materi ujian kenaikan tingkat Institut Ju-jitsu Indonesia;
3. Merevisi peraturan pertandingan tingkat nasional dan internasional;
4. Mempersiapkan peraturan pelatih, serta wasit dan juri tingkat nasional;
5. Meregistrasi pelatih tingkat nasional dan sertifikasi pelatih tingkat nasional;
6. Merancang seragam baru Dewan Guru Besar dan Pelatih Institut Ju-jitsu Indonesia;
7. Merancang agenda kejuaraan dan gashuku tingkat nasional;
8. Menginventarisasi buku-buku terbitan Institut Ju-jitsu Indonesia maupun buku-buku Ju-jitsu Internasional;
9. Menjalankan kepustakaan dan kesekretariatan Dewan Guru Besar Institut Ju-jitsu Indonesia
PENGERTIAN BADGE DAN FUNGSINYA
Pengertian :
Asal-usul atau kronologis dari kata Badge berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti Tanda kepangkatan atau Lencana.
Jadi Badge adalah suatu bentuk atau lambang yang dapat memberi tanda
atau identitas dari suatu badan atau organisasi dengan menyematkan badge
dalam suatu pakaian atau apapun maka orang dapat mengenal lebih jelas
tentang siapa sebenarnya organisasi tersebut.
Fungsi Badge/Lambang
Sesuai
dengan arti kata Badge tersebut di atas, bahwa fungsi badge adalah
untuk memperkenalkan jati diri dari suatu organisasi, juga sebagai tanda
ciri khas lambang dari suatu organisasi/badan. Di dalam penyusunan
badge atau membentuk dari badge ada beberapa faktor yang sangat
berpengaruh di dalamnya seperti :
1. Warna yang terkandung di dalam badge
2. Bentuk dari badge itu sendiri
3. Dan gambar yang ada dalam badge
PENJELASAN TENTANG BADGE IJI
Sejarah Badge IJI
Sejarah pembuatan badge IJI sangat berhubungan dengan sejarah keberadaan lahirnya beladiri Institut Jujitsu Indonesia (IJI).
Dahulu beladiri Jujitsu (IJI), masih menggunakan nama Jujitsu I-Kyushin Ryu Bantaran Angin, dan sekarang sudah dikenal berganti dengan Institut Jujitsu Indonesia.
Jadi
perbedaan penulisan badge yang dulu dengan saat sudah berbeda, Dulu
badge IJI bertuliskan JUJITSU I KYUSHIN RYU, dan sekarang badge IJI
sudah bertuliskan INSTITUT JUJITSU INDONESIA, dan ditegah-tengah badge
IJI sudah ada tambahan bertuliskan IJI, dahulu belum ada.
Warna yang ada di dalam Badge IJI.
- Putih
- Kuning
- Hijau
- Orange
- Biru
- Coklat
- Hitam
- Merah
Arti dari warna Badge IJI
- Putih : Lambang dari kesucian dan kebersihan
- Kuning : Lambang dari kebesaran
- Hijau : Lambang dari kesuburan
- Orange : Lambang dari keterbukaan dan kejujuran
- Biru : Lambang dari keperwiraan atau ksatria
- Coklat : Lambang dari kedewasaan dan keperkasaan
- Hitam : Lambang dari ketenangan dan kemantapan
- Merah : Lambang dari keberanian dan keagungan
Makna yang terkandung di dalam badge IJI
1. Badge IJI berbentuk lingkaran :
Mengandung pengertian kebulatan tekad dan semangat yang bulat untuk
melaksanakan Persatuan dan Kesatuan berdasarkan kekluargaan dan
berlandaskan Pancasila.Mengandung pengertian kebulatan tekad dan
semangat yang bulat untuk melaksanakan Persatuan dan Kesatuan
berdasarkan kekluargaan dan berlandaskan Pancasila.
2. Warna dasar putih : Lambang
dari kesucian dan kebersihan dari setiap anggota Jujitsan untuk dapat
berfikir, berbicara dan bersikap jujur di dalam kehidupan sehari-hari.
3. Warna dasar kuning di tengah-tengah : Warna
kuning adalah lambang kebesaran, yang dahulu merupakan symbol Budha,
Jujitsu mengakui dari bangsa atau orang yang pertama kali mengembangkan
ilmu beladiri adalah Budha. Maka dengan simbol dasar kuning yang ada
ditengah-tengah, secara khusus mengandung arti dari Jujitsu adalah
beladiri yang besar dan seorang Jujitsan haruslah selalu berjiwa besar.
4. Warna hijau yang membatasi dikedua sisi tengah : warna
hijau melambangkan dari kesuburan, yang mengandung makna bahwa IJI
dapat dikembangkan dan tumbh subur diseluruh wilayah Nusantara, karena
Jujitsu adalah beladiri yang elit, komplit, feksibel dan sangat langka
keberadaannya, dan letak posisi membatasi dikedua sisi tengah
melambangkan bahwa Jujitsu mengutamakan sikap keseimbangan dalam
kehidupannya, seperti keseimbangan antara kehidupan Jasmani dan Rohani.
5. warna Orange : Lambang
dari keterbukaan dan kejujuran, warna orange terdapat di dalam gambar
telapak tangan yang mempunyai makna bahwa Jujitsu merupakan beladiri
yang dapat dipelajari oleh siapapun diseluruh Nusantara ini dan
kejujuran haruslah selalu berada dalam setiap hati seorang Jujitsan.
6. Warna Biru : melambangkan
keperwiraan dan ksatria. Warna biru terdapat pada tulisan ‘INSTITUT
JUJITSU INDONESIA’ , yang mempunyai makna bahwa jika seorang jujitsan
telah menyandang sabut biru atau predikat seorang jujitsu, maka haruslah
mampu menjaga nama baik Jujitsu serta selalu bersikap ksatria dalam
segala hal, juga dapat menjaga keperwiraan sesuai dengan sumpah dan
semboyan Jujitsu.
7. Warna coklat : melambangkan
kedewasaan, warna coklat terdapat didalam gambar kaki, yang mempunyai
arti keperkasaan dari beladiri jujitsu, selalu bersikap adil dan
kedewasaan Jujitsu untuk dapat berdiri tegak secara mandiri dan percaya
diri.
8. Warna Hitam disisi telapak tangan : melambangkan
ketenangan dan kemantapan, yang mempunyai makna bahwa seorang Jujitsu
haruslah mempunyai ketenangan dalam setiap hal baik lahir maupun bathin,
bertindak secara tegas dan mantap, sisi kanan berwarna hitam
melambangkan sikap yang terbuka dan bersahabat terhadap siapapun.
9. warna merah di dalam lingkaran luar dan dalam : melambangkan
keberanian dan keagungan yang mempunyai makna bahwa seorang jujitsan
yang telah menyandang sabuk merah, berani melindungi segenap anggota
jujitsan, melindungi organisasi jujitsu serta dapat mengayomi seluruh
aspek kehidupan dalam jujitsu, keagungan yang berarti bahwa seorang
jujitsan sabuk merah merupakan lambang dari kekuatan jiwa yang tak
pernah punah dan contoh bagi seluruh insan beladiri yang ada di seluruh
dunia.
10. Tulisan IJI dalam lingkaran kuning : melambangkan
identitas khusus dari beladiri Jujitsu ‘IJI’ dengan pembaharuan menjadi
nama ‘ Institut Jujitsu Indonesia’ yang mampu bersaing dan berkembang
pesat hingga kini dengan kebesaran IJI dan kejayaan.
11. Lambang sinar berwarna merah : mempunyai
makna bahwa Jujitsu menjadi terang bagi kedamaian di dunia dan seorang
jujitsan haruslah menjadi sinar kehidupan bagi setiap insan di seluruh
dunia, dan jujitsu dapat bersinar terang di seluruh Nusantara, karena
dengan sinar setiap orang dapat melihat segala bentuk kehidupan baik
yang buruk maupun yang buruk.
KESIMPULAN
Menjalankan
suatu organisasi tentu saja akan banyak mendapatkan kendala dan masalah
yang menghadang disetiap perjalanannya, oleh karena itu kita harus
selalu mengantisipasi setiap kendala tersebut dengan terus belajar
menimba ilmu. Dan dengan adanya informasi melalui blog ini setiap
Jujitsan dapat sedikit mengatasi segala kendala atau masalah yang timbul
khususnya dengan pengetahuan tentang Badge Lambang Institut Jujitsu
Indonesia.
SARAN
Marilah
setiap insan Jujitsu untuk meningkatkan pendalaman terhadap
perkembangan Ilmu Jujitsu agar setiap perkembangan lebih baik lagi, dan
dengan mengetahui arti dan makna dari badge IJI kita dapat menjawab
segala pertanyaan , tantangan, dan masalah yang timbul di dalam
perkembangan Jujitsu.
HARAPAN
Mengingat
masih adanya setiap Jujitsan yang mungkin belum mengatahui lebih jelas
tentang arti dan makna dari Badge IJI, maka kami berharap setiap
jujitsan untuk memberi pengetahuan kembali kepada setiap anggota Jujitsu
yang lainnya sesuai dengan apa yang telah diberikan dan diturunkan oleh
para pendiri, tokoh-tokoh Institut Jujitsu Indonesia.
ILMU DASAR
1. Tehnik Pengorbanan Bawah | : | Ukemi Waza |
2. Tehnik Kuda – kuda | : | Fuddodachi |
3. Tehnik Memukul | : | Suto Ricki |
4. Tehnik Menangkis | : | Uke Waza |
5. Tehnik Menendang | : | Keri Waza |
6. Tehnik Melempar | : | Nage Waza |
7. Tehnik Mengunci | : | Kanzetsu Waza |
8. Tehnik Pembelaan Diri | : | Goshin Jutsu |
9. Tehnik Pernafasan / Tenaga Dalam | : | Ki Waza |
10.Tehnik Ketahanan Tubuh | : | Junbi Undo |
KUALIFIKASI JU-JITSU
1. Kyu 6 - Sabuk Putih | : | Rokkyu |
2. Kyu 5 - Sabuk Kuning | : | Gokyu |
3. Kyu 4 - Sabuk Hijau | : | Yonkyu |
4. Kyu 3 - Sabuk Oranye | : | Sankyu |
5. Kyu 2 - Sabuk Biru | : | Nikkyu |
6. Kyu 1 - Sabuk Coklat | : | Kkyu |
7. Dan 1 - Sabuk Hitam | : | Ikdan |
8. Dan 2 - Sabuk Hitam | : | Nikdan |
9. Dan 3 - Sabuk Hitam | : | Sandan |
10.Dan 4 - Sabuk Hitam | : | Yondan |
11.Dan 5 - Sabuk Hitam | : | Godan |
12.Dan 6 - Sabuk Merah Garis Putih | : | Rokydan |
13.Dan 7 - Sabuk Merah Garis Putih | : | Sichidan |
14.Dan 8 - Sabuk Merah Garis Putih | : | Hichidan |
15.Dan 9 - Sabuk Merah | : | Kyudan |
16.Dan 10 – Sabuk Merah | : | Judan |
ETIKA PERGURUAN JU-JITSU
- Murid dipanggil Ju-Jitsan
- Guru / Pelatih dipanggil :
- Sensei untuk Ikdan, Nidan, Sandan
- Sei Han untuk Yondan, Godan
- Han Sei untuk Rokydan - Judan
- Baju Latihan disebut Ju Jitsu Ki
- Upacara Tradisi Perguruan – Ricki Undo Jutsu
- Sumpah Ju-Jitsu :
- Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Taat kepada orang tua
- Sanggup menjaga nama baik Ju-jitsu
- Bersifat satria dan jujur
- Taat kepada pelatih
- Semboyan Ju-Jitsu :
- Berlatih Ju Jitsu demi kemanusiaan
- Tidak boleh sombong
- Melindungi yang lemah, berdiri dipihak yang benar
- Ju Jitsu digunakan dalam keadaan terpaksa
- Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar